Gambar ini menurut saya adalah salah satu bad design.Karena menurut saya ukuran batok kepala dari motor tersebut terlalu besar dari ukuran body belakang.Jadi,terlihat agak kurang menarik.
Seharusnya ukuran batok kepala motor tersebut dibuat agak kecil/disesuaikan dengan ukuran body belakang supaya terlihat menarik.
Senin, 07 Oktober 2013
TUGAS INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER (PORTOFOLIO)
PORTOFOLIO
Nama saya Yudha Eka Saputra.Umur saya 21 tahun.Saya berkuliah di Universitas Gunadarma,semester 5.Ketika saya berada di SD kelas 5 saya meraih juara pertama renang se-jakarta timur.Saya memenangkan kejuaraan itu dalam kategori gaya bebas 100 meter.Saya sangat senang mendapatkan kejuaraan tersebut karena baru pertama kalinya saya mendapatkan kejuaraan itu.Selanjutnya,ketika saya SMP saya memenangkan kejuaraan lagi karate-do dengan juara 2 se-kota madya.Pada saat ini saya berkemampuan meyetir kendaraan baik roda 2 maupun roda 4.Dari kedua kendaraan tersebut yang saya mampu saya memenuhi standart nasional indonesia karena mempunyai SIM baik roda 2 maupun roda 4.Selain kejuaraan dan kemampuan yang saya punya,saya juga mudah mencairkan suasana dan saya humoris baik di dalam lingkungan,kekeluargaan,berkerabat.Dalam bekerja saya lebih suka dengan kejujuran,teliti,dan ulet dalam menjalankan.
Demikian portofolio saya,sekian dan terima kasih.
Kamis, 13 Juni 2013
*BUDAYA KREATIVITAS DAN INOVASI*
1.1PENGERTIAN DAN FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Pengertian Budaya Organisasi
Dalam buku Handbook of Human Resource Management Practice o;eh Micahael Armstrong pada tahun 2009, budaya organisasi atau budaya perusahaan adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang merupakan bentuk bagaimana orang-orang dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan.
Fungsi Budaya Organisasi
1. Budaya mempunyai peranan pembeda atau tanpa batas, artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
2.Budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi.
3.Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang.
4.Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
1.2TIPOLOGI BUDAYA ORGANISASI
Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokkan bahasa berdasarkan ciri khas tata kata dan tata kalimatya (Mallinson dan Blake, 1981:1-3).
Tipologi budaya organisasi bertujuan untuk menunjukkan aneka budaya organisasi yang mungkin ada di realitas, Tipologi budaya organisasi dapat diturunkan dari tipologi organisasi misalnya dengan membagi tipe organisasi dengan membuat tabulasi silang antara
jenis kekuasaan dengan jenis keterlibatan individu di dalam organisasi.
Jenis kekuasaan dan keterlibatan individu dalam organisasi dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Organisasi Koersif, adalah organisasi dimana para anggota organisasi harus mematuhi apapun peraturan yang diberlakukan.
2. Organisasi Remuneratif, adalah organisasi dimana para anggota diperlakukan secara adil dala pekerjaan dan hasil sesuai dengan standart atau ketentuan yang disepakati bersama oleh anggota organisasi.
3. Organisasi Normatif, adalah organisasi dimana para anggota organisasinya memberikan kontribusi tinggi pada komitmen karena menganggap organisasi adalah sama dengan tujuan mereka sendiri.
1.3 KREATIVITAS INDIVIDU DAN TEAM PROSES INOVASI
Kreativitas dengan inovasi itu berbeda.Kreativitas merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru, sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.Hubungan keduanya jelas.Inovasi merupakan aplikasi praktis dari kreativitas.Dengan kata lain, kreativitas bisa merupakan variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel tidak bebas.Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang meliputi strategi, taktik, dan eksekusi.Dalam pitching konsultansi atau agency, sering terdengar keluhan bahwa secara konseptual apa yang disodorkan agency bagus, tetapi strategi itu tak berdampak pada perusahaan karena mandek di tingkat eksekusi.Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan oleh seseorang, tetapi eksekusinya harus melibatkan banyak orang, mulai dari atasan hingga bawahan.Disinilah mulai ada gesekan antar karyawan, beda persepsi hingga ke sikap penentangan.
Itu sebabnya, tak ada perusahaan yang mampu berinovasi secara konsisten tanpa dukungan karyawan yang bisa memenuhi tuntutan persaingan.Hasi pengamatan kami menunjukkan, perusahaan-perusahaan inovator sangat memperhatikan masalah pelatihan karyawan, pemberdayaan, dan juga sistem reward untuk meng-create daya pegas inovasi.Benih-benih inovasi akan tumbuh baik pada perusahaan-perusahaan yang selalu menstimulasi karyawan, dan mendorong ke arah ide-ide bagus.Melalui program pelatihan, sistem reward, dan komunikasi, perusahaan terus berusaha untuk mendemokratisasikan inovasi.
SEKIAN
Nama : Yudha Eka Saputra
Kelas : 2ka29
Npm : 17111606
Referensi :
http://www.psikologizone.com/pengertian-budaya-organisasi/06511817
http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/fungsi-dan-manfaat-budaya-organisasi.html
http://www.ooh-gitu.com/inspirasi/47-ide-kreatif/495-kreativitas-dengan-inovasi-berbeda
Selasa, 11 Juni 2013
PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
1.Pengertian Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Pengertian Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kurangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian.
2. Langkah-Langkah Perubahan Organisasi
Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:
- Mengenali kebutuhan akan perubahan
- Menetapkan tujuan perubahan
- Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
- Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
- Merencanakan implementasi untuk perubahan
- Mengimplementasikan perencanaan perubahan
- Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut
3.Perencanaan strategi Pengembangan organisasi
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan yaitu :
*Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan : Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya secara tidak efektif.
**Merumuskan keadaan saat ini : Pemahaman akan posisi perusahaan sekarangf dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut.Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang di dapat melalui komunikasi dalam organisasi.
***Mengindentifikasi segala kemudahan dan hambatan : Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah.Walaupun sulit dilakukan,antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang ungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
****Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan : Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
4.Implikasi Manajerial
Kesimpulannya adalah perubahan organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah baik, yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kurangnya kerja sama, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
Sumber:
http://kodokoala.blogspot.com/2012/10/proses-perencanaan-penetapan-tujuan-dan.html
http://boycharotz1st.blogspot.com/2013/01/perubahan-dan-perkembangan-organisasi.html
http://ediwibowo88.blogspot.com/2010/05/pendahuluan-1.html
http://www.xcellimark.com/images/sce/img_strategy.jpg
http://abdilahkhusu25.blogspot.com/2013/05/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
Ada tujuh langkah komprehensif yang ditempuh dalam proses perubahan organisasi. Langkah-langkah tersebut yaitu:
- Mengenali kebutuhan akan perubahan
- Menetapkan tujuan perubahan
- Mendiagnosis apa yang menyebabkan perlunya dilakukan perubahan
- Memilih teknik perubahan yang sesuai untuk mencapai tujuan
- Merencanakan implementasi untuk perubahan
- Mengimplementasikan perencanaan perubahan
- Mengevaluasi perubahan dan tindak lanjut
3.Perencanaan strategi Pengembangan organisasi
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan yaitu :
*Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan : Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya secara tidak efektif.
**Merumuskan keadaan saat ini : Pemahaman akan posisi perusahaan sekarangf dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut.Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang di dapat melalui komunikasi dalam organisasi.
***Mengindentifikasi segala kemudahan dan hambatan : Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah.Walaupun sulit dilakukan,antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang ungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
****Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan : Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
4.Implikasi Manajerial
Kesimpulannya adalah perubahan organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah baik, yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Pengembangan Organisasi merupakan suatu pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kurangnya kerja sama, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
Sumber:
http://kodokoala.blogspot.com/2012/10/proses-perencanaan-penetapan-tujuan-dan.html
http://boycharotz1st.blogspot.com/2013/01/perubahan-dan-perkembangan-organisasi.html
http://ediwibowo88.blogspot.com/2010/05/pendahuluan-1.html
http://www.xcellimark.com/images/sce/img_strategy.jpg
http://abdilahkhusu25.blogspot.com/2013/05/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
Minggu, 12 Mei 2013
DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Contoh- contoh lain ukuran sentralisasi adalah :
1. Proporsi kerja dimana para
pelaksananya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan jumlah areal
atau bidang dimana mereka berpartisipasi.
2. Indeks pengukuran yang
menetapkan dimana pusat (focus) pengambilan keputusn berkaitan dengan
kebijakan- kebijakan besar maupun spesifik.
3. Tingkat sharing informasi
diantara unit- unit dan derajat partisipasi dalam perencanaan jangka panjang.
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi adalah proses mengkombinasikan tugas ke dalam kelompok-kelompok atau departemen-departemen contohnya adalah :
1. Departementalisasi fungsional
1. Departementalisasi fungsional
2. Departemen atas dasar produk
3. Departemen atas dasar wilayah
4. Departemen atas dasar pelanggan
MODEL DESAIN ORGANISASI
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1. Desain Organisasi Mekanistik.
2. Desain Orgranisasi Orgranik.
1. Desain Organisasi Mekanistik.
- Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
- Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
- Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
- Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
- Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
- Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Orgranisasi Orgranik.
- Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
- Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
- Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
- Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
- Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
- Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
- Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
IMPLIKASI MANAJERIAL DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas di dalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut.Itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.
Nama : Yudha Eka Saputra
Kelas : 2ka29
Npm : 17111606
Nama : Yudha Eka Saputra
Kelas : 2ka29
Npm : 17111606
Selasa, 23 April 2013
A.Arti penting kepemimpinan dalam
berorganisasi.
Organisasi adalah perkumpulan dari suatu kegiatan
yang dilakukan oleh beberapa orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapain
tujuan tertentu. Dalam Organisasi sangat penting adanya pemimpin, pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang bertanggung jawab, berikut syarat-syarat dari seorang
pemimpin agar diterima oleh anggota organisasinya :
1.Pengetahuan harus luas
2.Berpendidikan
3.Bertanggung jawab,dipercaya,tertib dan teratur
4.Mengolah waktunya dengan baik
5.Mampu menganalisis permasalahan
6.Mampu memecahkan masalah
B.Tipologi kepemimpinan dalam organisasi
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi Kepemimpinan Berdasarkan Kondisi Sosio Psikologis.
Kondisi sosio-psikologis adalah semua kondisi eksternal dan internal yang ada pada saat pemunculan seorang pemimpin. Dari sisi kondisi sosio-psikologis pemimpin dapat dikelompokkan menjadi pemimpin kelompok (leaders of crowds), pemimpin siswa/mahasiswa (student leaders), pemimpin publik (public leaders), dan pemimpin perempuan (women leaders). Masing-masing tipe pemimpin tersebut masih bisa dibuat sub-tipenya. Sub-tipe pemimpin kelompok adalah: crowd compeller, crowd exponent, dan crowd representative.
Tipologi Kepemimpinan Berdasarkan Kondisi Sosio Psikologis.
Kondisi sosio-psikologis adalah semua kondisi eksternal dan internal yang ada pada saat pemunculan seorang pemimpin. Dari sisi kondisi sosio-psikologis pemimpin dapat dikelompokkan menjadi pemimpin kelompok (leaders of crowds), pemimpin siswa/mahasiswa (student leaders), pemimpin publik (public leaders), dan pemimpin perempuan (women leaders). Masing-masing tipe pemimpin tersebut masih bisa dibuat sub-tipenya. Sub-tipe pemimpin kelompok adalah: crowd compeller, crowd exponent, dan crowd representative.
Sub-tipe pemimpin siswa/mahasiswa adalah: the
explorer president, the take charge president, the organization president, dan
the moderators. Sub-tipe pemimpin publik ada beberapa, yaitu:
1.Menurut Pluto: timocratic, plutocratic, dan tyrannical
2.Menurut Bell, dkk: formal leader, reputational leader, social leader, dan influential leader
3.Menurut J.M. Burns, ada pemimpin legislatif yang : ideologues, tribunes, careerist, dan parliementarians.
1.Menurut Pluto: timocratic, plutocratic, dan tyrannical
2.Menurut Bell, dkk: formal leader, reputational leader, social leader, dan influential leader
3.Menurut J.M. Burns, ada pemimpin legislatif yang : ideologues, tribunes, careerist, dan parliementarians.
4.Menurut Kincheloe, Nabi atau Rasul juga
termasuk pemimpin publik, yang memiliki kemampuan yang sangat menonjol yang
membedakannya dengan pemimpin bukan Nabi atau Rasul, yaitu dalam hal
membangkitkan keyakinan dan rasa hormat pengikutnya untuk dengan sangat
antusias mengikuti ajaran yang dibawanya dan meneladani semua sikap dan
perilakunya.
C.Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor-faktor keberhasilan atau kegagalan
dari hasil kepemimpinan seseorang dapat diukur atau ditandai oleh empat hal,
yaitu : moril, disiplin, jiwa korsa (esprit de corps), dan kecakapan.
1. Moril : keadaan jiwa dan emosi
seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan
mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah : 1). kepemimpinan atasan. 2).
kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran. 3). penghargaan atas penyelesaian
tugas. 4). solidaritas dan kebanggaan organisasi. 5). pendidikan dan latihan.
6). kesejahteraan dan rekreasi. 7). kesempatan untuk mengembangkan bakat. 8).
struktur organisasi. 9). pengaruh dari luar.
2. Disiplin : ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi. Cara-cara untuk memelihara dan meningkat disiplin : 1). Menetapkan peraturan kedinasan secara jelas dan tegas. 2). Menentukan tingkat dan ukuran kemampuan. 3). Bersikap loyal. 4). Menciptakan kegiatan atas dasar persaingan yang sehat. 5). Menyelenggarakan komunikasi secara terbuka. 6). Menghilangkan hal-hal yang dapat membuat bawahan tersinggung, kecewa dan frustasi. 7). Menganalisa peraturan dan kebijaksanaan yang berlaku agar tetap mutakhir dan menghapus yang sudah tidak sesuai lagi. 8). Melaksanakan reward and punishment.
3. Jiwa korsa : loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi. Ciri jiwa korsa yang baik adalah : 1). Antusiasme dan rasa kebanggan segenap anggota terhadap organisasinya. 2). Reputasi yang baik terhadap organisasi lain. 3). Semangat persaingan secara sehat dan bermutu. 4). Adanya kemauan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. 5). Kesediaan anggota untuk saling menolong.
4. Kecakapan : kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas.
2. Disiplin : ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi. Cara-cara untuk memelihara dan meningkat disiplin : 1). Menetapkan peraturan kedinasan secara jelas dan tegas. 2). Menentukan tingkat dan ukuran kemampuan. 3). Bersikap loyal. 4). Menciptakan kegiatan atas dasar persaingan yang sehat. 5). Menyelenggarakan komunikasi secara terbuka. 6). Menghilangkan hal-hal yang dapat membuat bawahan tersinggung, kecewa dan frustasi. 7). Menganalisa peraturan dan kebijaksanaan yang berlaku agar tetap mutakhir dan menghapus yang sudah tidak sesuai lagi. 8). Melaksanakan reward and punishment.
3. Jiwa korsa : loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi. Ciri jiwa korsa yang baik adalah : 1). Antusiasme dan rasa kebanggan segenap anggota terhadap organisasinya. 2). Reputasi yang baik terhadap organisasi lain. 3). Semangat persaingan secara sehat dan bermutu. 4). Adanya kemauan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. 5). Kesediaan anggota untuk saling menolong.
4. Kecakapan : kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas.
DEFINISI DAN KONSEP KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi.Dalam hal ini kemampuan manajer dalam memimpin berkaitan dengan memotivasi bawahan untuk bertindak sesuai yang diinginkan organisasi.Istilah lainnya pemimpinan (leadership) merupakan mengarahkan dan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok.Ada 4 implikasi penting dalam pengertian tersebut,yaitu :
- Orang lain : Pimpinan memiliki bawahan atau pengikut.Dengan kemauan mereka mendapat pengarahan dari pimpinan.Anggota kelompok membantu proses kepemimpinan,tanpa orang yang dipimpin,semua mutu kepemimpinan menjadi tidak relevan.
- Kekuasaan : Kemampuan untuk menggunakan pengaruh dan mengubah sikap atau tingkah laku individu dan kelompok.Kepemimpinan meliputi distribusi kekuasaan yang tidak sama antara bawahan dengan atasan.Pemimpin mempunyai kekuasaan yang besar dari pada bawahan.
- Pengaruh : Tindakan atau tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang atau kelompok lain.kepemimpinan menyangkut kemampuan orang lain dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan.
- Kepemimpinan menggabungkan ketiga aspek tersebut dan menyadari bahwa kepemimpinana berkaitan dengan nilai.Nilai seorang pemimpin atau moralitas pemimpin.Kepemimpinana moral berarti nilai-nilai dan persyaratan bahwa pengikut diberi cukup pengetahuan mengenai alternatif agar dapat membuat pilihan yang telah dipertimbangkan ketika memberi respon pada usulan pimpinan.
People,Power Influence sama dengan VALUE.
Nama : Yudha Eka Saputra
Kelas : 2ka29
NPM : 17111606
Rabu, 10 April 2013
A. Definisi
Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi Pengambilan keputusan sebagai suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai tindakan. Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hani Handoko (1997), pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi Pengambilan keputusan sebagai suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai tindakan. Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hani Handoko (1997), pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Definisi Pengambilan keputusan menurut para ahli
Menurut George R. Terry
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Kemudian, menurut Sondang P.
Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
Selanjutnya, menurut James A. F.
Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih
suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang
digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu
masalah dengan cara / tehnik tertentu agar dapat lebih diterima oleh
semua pihak.
B.Jenis-jenis pengambilan keputusan
1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang
diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat
subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan,
yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
2. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang
bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif.
Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan
optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat
yang di akui saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang
berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh
sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan
dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah
dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi
adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah
lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan
keputusan.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali
terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat
apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam
itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang
berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal
melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan
kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang
sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang(authority) yang
dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas
dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh bawahan,
memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang
resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada
wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan
dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala
oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
C.Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
1) Trial & error : Coba dan salah. Cara ini merupakan metode
yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah
mengalami/ mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini
sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.
Contohnya : ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan,
dicoba ditiup, tdk berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi
kompres sampai berhasil panasnya turun, dll.
2) Intuisi : penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/
bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam
metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah. Kadang-kadang
metode ini juga dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini
berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.
3) Nursing process : Proses keperawatan merupakan suatu langkah
penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi
secara ilmiah meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang
terjadi pada klien.
4) Scientifik methode/Research Process : Proses riset/
penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil
penelitian dengan menggunakan logika, dengan pendekatan yang sistematis.
D.Implikasi manajerial pada saat pengambilan keputusan
*Gaya pengambilan keputusan
1.Gaya Direktif (pengarahan)= suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiquitas/ketidak jelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional.
2.Gaya Analitis= suatu gaya pengambilan keputusan dengan cara toleransi yang tinggi dengan ambiquitas/ketidak jelasan dan cara berpikirnya yang rasional.
3.Gaya Konseptual= suatu gaya dengan cara toleransi yang tinggi dengan ambiquitas/ketidak jelasan dan cara berpikir yang intuitif yang tinggi juga.
4..Gaya Perilaku= suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk ambiquitas/ketidak jelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi.
Nama : Yudha Eka Saputra
Kelas : 2ka29
NPM : 17111606
Selasa, 09 April 2013
BEKERJA SAMA DALAM TEAM(KELOMPOK)
PENGERTIAN
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
TAHAPAN
Forming. Forming adalah tahap orang berkumpul dan
membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta
yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang
menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut.
Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat
mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur
dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat
memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut
merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian
secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk
saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat
pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).
Informing . Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.
Storming . Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.
Norming . Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.
Mourning . Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam ‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Transforming. Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.
Informing . Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.
Storming . Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.
Norming . Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.
Mourning . Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam ‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Transforming. Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.
TEAMWORK
Banyak orang dalam proses perjalanan
menuju kesuksesannya berusaha meraih kesuksesan dengan kekuatan,
kepandaian yang hanya dia miliki sendiri. Bisa sih bisa untuk dia
mencapai kesuksesan yang menjadi sasarannya tersebut. Akan tetapi pasti
prosesnya akan sangat panjang serta akan membuat banyak babak belur
dalam proses pencapaiannya. Akhirnya bisa – bisa baru setengah
perjalanan saja sudah berhenti serta enggan meneruskan sampai impian
suksesnya menjadi kenyataan.
Kita ini dilahirkan sebagai mahluk
sosial. Tuhan menciptakan kita dengan dua tangan dan dua kaki. Mustahil
seseorang bisa melakukan semuanya secara sekaligus. Tuhan sebenarnya mau
setiap kita dalam pencapaian kesuksesan kita melakukannya bersama –
sama bahkan bahu – membahu dengan saling bekerja sama. Tentunya proses
pencapaian kesuksesan yang dilakukan bersama – sama akan lebih mudah
daripada melakukannya sendirian.
Contohnya saja seperti ini. Andaikan
saat ini Anda adalah seorang pakar keuangan. Kemudian Anda mau membuat
rumah Anda menjadi lebih indah dengan membuat kebun di belakang rumah,
sehingga rumah akan menjadi lebih asri. Keahlian yang dimiliki Anda saat
ini adalah keahlian di bidang keuangan. Anda bisa membuat alokasi dana
yang diperlukan untuk membuat kebun (budget), akan tetapi Anda
sendiri tidak punya keahlian untuk membuat kebun. Lantas, Anda belajar
bagaimana cara membuat kebun yang indah, melalui proses ujicoba akhirnya
Anda berhasil membuat kebun dengan kategori puas.
Akan tetapi jika Anda berpikir
mengerjakan ini secara tim, tentunya hasilnya akan lebih cepat. Misalnya
Anda membayar seorang ahli kebun untuk merancangkan kebun sesuai dengan
yang Anda inginkan. Kemudian Anda bisa secara detail menjelaskan
seperti apa yang menjadi kemauan Anda tersebut. Hal ini tentunya akan
lebih mudah serta kebun di rumah Anda menjadi lebih cepat jadi bukan?
Bahkan ongkos energi serta waktu Anda tidak terbuang dengan sia – sia. Inilah salah satu kekuatan dari teamwork.
IMPLIKASI MANAJERIAL
IMPLIKASI MANAJERIAL DARI PERILAKU
KONSUMEN
Banyak
aspek dari konsumen yang perlu dipelajri dan dipahami. Pemahamn aspek-aspek konsumen tersebut
akanmemberikan dasar bagi penyusunan startegi pemasaran dan masa datang.
Beberapa implikasi penting dari perilaku konsumen bagi arah kebijakan pemasaran
adalah:
°
Mendefinisikan
dan mensegmentasi pasar.
°
Menentukan
kebutuhan dan keinginan dari segmen pasar.
°
Mengembangkan
startegi yang didasarkan kebutuhan, sikap dan persepsi konsumen.
°
Mengevaluasi
strategi pemasaran
°
Menilai
perilaku konsumen di masa yang akan datang.
Sekian dan terima kasih....!!!!
Selasa, 02 April 2013
Komunikasi adalah proses
dimana orang yang bekerja dalam organisasi saling mentransmisikan
informasi dan menginterpretasikan artinya.Yang penting komunikasi dalam
organisasi diperolehnya komunikasi yang efisien dan efektif. Komunikasi
yang efektif terjadi bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim berita
dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu.
Sedangkan komunikasi yang efisien terjadi bila biayanya minimum berdasar
sumber daya yang dimanfaatkan.
Komunikasi yang efektif sangat penting bagi manajer, karena sebagai
proses dimana fungsi manajemen seperti fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi kepemimpinan, fungsi pengendalian dapat
dicapai. Komunikasi biasanya sering terganggu hal ini dikarenakan
masalah sematik/arti kata, tak adanya umpan balik, saluran komunikasi,
gangguan fisik, perbedaan budaya dan status.
Ada pedoman untuk mendapatkan komunikasi secara efektif antara lain
yaitu bahwa seseorang harus mendengarkan secara aktif, usahakan
memberikan umpan balik, lansung pada masalah, mengambarkan situasi,dan
meringkas. Proses komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan
tanggung jawabnya dan informasi harus dikomunikasikan jepada para
manajer sebagai dasar pembuatan keputusan dalam pembuatan fungsi manajer
baik secara lisan maupun tulisan.
Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan
atau informasi seseorang ke orang lain. Selain dikatakan sebagai proses
pemindahan gagasan seseorang dari orang lain dalam bentuk kata-kata
tetapi juga dalam bentuk ekspresi wajah intonasi dan sebagainya.
Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut
rantai pertukaran informasi. Hal ini mengandung unsur-unsur ;
- Sebagai kegiatan seseorang untuk megerti,
- Sebagai sarana pengendalian informasi,
- Sebagai sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.
Menurut pakar American Management Association ada 10 aturan jika ingin berkomunikasi dengan baik:
- Jelaskan konsep/ide Anda sebelum berkomunikasi,
- Teliti tujuan sebenarnya dalam komunikasi,
- Pertimbangkan suasana lingkungan dan waktu,
- Hubungan pihak lain,
- Waspada atas nada dan isi berita,
- Komunikasikan seseorang yang membantu dan bernilai bagi penerima,
- Tindak lanjut komunikasi,
- Komunikasi untuk waktu yang akan datang pula,
- Tindakan konsisten dengan kata,dan
- Menjadilah pendengar yang baik.
PROSES KOMUNIKASI
Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :
Pengirim—>Berita—>Penerima
Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.
Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
Penafsiran kode (Decoding) adalah proses
dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi
yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap
pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi
yang terjadi.
Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut.Setidaknya terdapat 5 aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif,yaitu :
a.Kejelasan = Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas,sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b.Ketepatan = Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
c.Konteks = Konteks atau sering disebut dengan situasi,maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d.Alur = Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
d.Alur = Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
e.Budaya = Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika.Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya ornag yang diajak berkomunikasi,baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal,agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
NAMA : YUDHA EKA SAPUTRA
KELAS : 2KA29
NPM : 17111606
Langganan:
Postingan (Atom)