BEKERJA SAMA DALAM TEAM(KELOMPOK)
PENGERTIAN
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
TAHAPAN
Forming. Forming adalah tahap orang berkumpul dan
membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta
yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang
menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut.
Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat
mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur
dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat
memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut
merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian
secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk
saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat
pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).
Informing . Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.
Storming . Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.
Norming . Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.
Mourning . Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam ‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Transforming. Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.
Informing . Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.
Storming . Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.
Norming . Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.
Mourning . Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam ‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Transforming. Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.
TEAMWORK
Banyak orang dalam proses perjalanan
menuju kesuksesannya berusaha meraih kesuksesan dengan kekuatan,
kepandaian yang hanya dia miliki sendiri. Bisa sih bisa untuk dia
mencapai kesuksesan yang menjadi sasarannya tersebut. Akan tetapi pasti
prosesnya akan sangat panjang serta akan membuat banyak babak belur
dalam proses pencapaiannya. Akhirnya bisa – bisa baru setengah
perjalanan saja sudah berhenti serta enggan meneruskan sampai impian
suksesnya menjadi kenyataan.
Kita ini dilahirkan sebagai mahluk
sosial. Tuhan menciptakan kita dengan dua tangan dan dua kaki. Mustahil
seseorang bisa melakukan semuanya secara sekaligus. Tuhan sebenarnya mau
setiap kita dalam pencapaian kesuksesan kita melakukannya bersama –
sama bahkan bahu – membahu dengan saling bekerja sama. Tentunya proses
pencapaian kesuksesan yang dilakukan bersama – sama akan lebih mudah
daripada melakukannya sendirian.
Contohnya saja seperti ini. Andaikan
saat ini Anda adalah seorang pakar keuangan. Kemudian Anda mau membuat
rumah Anda menjadi lebih indah dengan membuat kebun di belakang rumah,
sehingga rumah akan menjadi lebih asri. Keahlian yang dimiliki Anda saat
ini adalah keahlian di bidang keuangan. Anda bisa membuat alokasi dana
yang diperlukan untuk membuat kebun (budget), akan tetapi Anda
sendiri tidak punya keahlian untuk membuat kebun. Lantas, Anda belajar
bagaimana cara membuat kebun yang indah, melalui proses ujicoba akhirnya
Anda berhasil membuat kebun dengan kategori puas.
Akan tetapi jika Anda berpikir
mengerjakan ini secara tim, tentunya hasilnya akan lebih cepat. Misalnya
Anda membayar seorang ahli kebun untuk merancangkan kebun sesuai dengan
yang Anda inginkan. Kemudian Anda bisa secara detail menjelaskan
seperti apa yang menjadi kemauan Anda tersebut. Hal ini tentunya akan
lebih mudah serta kebun di rumah Anda menjadi lebih cepat jadi bukan?
Bahkan ongkos energi serta waktu Anda tidak terbuang dengan sia – sia. Inilah salah satu kekuatan dari teamwork.
IMPLIKASI MANAJERIAL
IMPLIKASI MANAJERIAL DARI PERILAKU
KONSUMEN
Banyak
aspek dari konsumen yang perlu dipelajri dan dipahami. Pemahamn aspek-aspek konsumen tersebut
akanmemberikan dasar bagi penyusunan startegi pemasaran dan masa datang.
Beberapa implikasi penting dari perilaku konsumen bagi arah kebijakan pemasaran
adalah:
°
Mendefinisikan
dan mensegmentasi pasar.
°
Menentukan
kebutuhan dan keinginan dari segmen pasar.
°
Mengembangkan
startegi yang didasarkan kebutuhan, sikap dan persepsi konsumen.
°
Mengevaluasi
strategi pemasaran
°
Menilai
perilaku konsumen di masa yang akan datang.
Sekian dan terima kasih....!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar