Selasa, 23 April 2013


A.Arti penting kepemimpinan dalam berorganisasi.

Organisasi adalah perkumpulan dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapain tujuan tertentu. Dalam Organisasi sangat penting adanya pemimpin, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertanggung jawab, berikut syarat-syarat dari seorang pemimpin agar diterima oleh anggota organisasinya :
1.Pengetahuan harus luas
2.Berpendidikan
3.Bertanggung jawab,dipercaya,tertib dan teratur
4.Mengolah waktunya dengan baik
5.Mampu menganalisis permasalahan
6.Mampu memecahkan masalah

B.Tipologi kepemimpinan dalam organisasi

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi Kepemimpinan Berdasarkan Kondisi Sosio Psikologis.
Kondisi sosio-psikologis adalah semua kondisi eksternal dan internal yang ada pada saat pemunculan seorang pemimpin. Dari sisi kondisi sosio-psikologis pemimpin dapat dikelompokkan menjadi pemimpin kelompok (leaders of crowds), pemimpin siswa/mahasiswa (student leaders), pemimpin publik (public leaders), dan pemimpin perempuan (women leaders). Masing-masing tipe pemimpin tersebut masih bisa dibuat sub-tipenya. Sub-tipe pemimpin kelompok adalah: crowd compeller, crowd exponent, dan crowd representative.
Sub-tipe pemimpin siswa/mahasiswa adalah: the explorer president, the take charge president, the organization president, dan the moderators. Sub-tipe pemimpin publik ada beberapa, yaitu:
1.Menurut Pluto: timocratic, plutocratic, dan tyrannical
2.Menurut Bell, dkk: formal leader, reputational leader, social leader, dan influential leader
3.Menurut J.M. Burns, ada pemimpin legislatif yang : ideologues, tribunes, careerist, dan parliementarians.
4.Menurut Kincheloe, Nabi atau Rasul juga termasuk pemimpin publik, yang memiliki kemampuan yang sangat menonjol yang membedakannya dengan pemimpin bukan Nabi atau Rasul, yaitu dalam hal membangkitkan keyakinan dan rasa hormat pengikutnya untuk dengan sangat antusias mengikuti ajaran yang dibawanya dan meneladani semua sikap dan perilakunya.

C.Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
 Faktor-faktor keberhasilan atau kegagalan dari hasil kepemimpinan seseorang dapat diukur atau ditandai oleh empat hal, yaitu : moril, disiplin, jiwa korsa (esprit de corps), dan kecakapan.
 
1. Moril : keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah : 1). kepemimpinan atasan. 2). kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran. 3). penghargaan atas penyelesaian tugas. 4). solidaritas dan kebanggaan organisasi. 5). pendidikan dan latihan. 6). kesejahteraan dan rekreasi. 7). kesempatan untuk mengembangkan bakat. 8). struktur organisasi. 9). pengaruh dari luar.

2. Disiplin : ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi. Cara-cara untuk memelihara dan meningkat disiplin : 1). Menetapkan peraturan kedinasan secara jelas dan tegas. 2). Menentukan tingkat dan ukuran kemampuan. 3). Bersikap loyal. 4). Menciptakan kegiatan atas dasar persaingan yang sehat. 5). Menyelenggarakan komunikasi secara terbuka. 6). Menghilangkan hal-hal yang dapat membuat bawahan tersinggung, kecewa dan frustasi. 7). Menganalisa peraturan dan kebijaksanaan yang berlaku agar tetap mutakhir dan menghapus yang sudah tidak sesuai lagi. 8). Melaksanakan reward and punishment.

3. Jiwa korsa : loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi. Ciri jiwa korsa yang baik adalah : 1). Antusiasme dan rasa kebanggan segenap anggota terhadap organisasinya. 2). Reputasi yang baik terhadap organisasi lain. 3). Semangat persaingan secara sehat dan bermutu. 4). Adanya kemauan anggota untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. 5). Kesediaan anggota untuk saling menolong.

4. Kecakapan : kepandaian melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas.

DEFINISI DAN KONSEP KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi.Dalam hal ini kemampuan manajer dalam memimpin berkaitan dengan memotivasi bawahan untuk bertindak sesuai yang diinginkan organisasi.Istilah lainnya pemimpinan (leadership) merupakan mengarahkan dan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok.Ada 4 implikasi penting dalam pengertian tersebut,yaitu :
  • Orang lain : Pimpinan memiliki bawahan atau pengikut.Dengan kemauan mereka mendapat pengarahan dari pimpinan.Anggota kelompok membantu proses kepemimpinan,tanpa orang yang dipimpin,semua mutu kepemimpinan menjadi tidak relevan.
  • Kekuasaan : Kemampuan untuk menggunakan pengaruh dan mengubah sikap atau tingkah laku individu dan kelompok.Kepemimpinan meliputi distribusi kekuasaan yang tidak sama antara bawahan dengan atasan.Pemimpin mempunyai kekuasaan yang besar dari pada bawahan.
  • Pengaruh : Tindakan atau tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang atau kelompok lain.kepemimpinan menyangkut kemampuan orang lain dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan.
  • Kepemimpinan menggabungkan ketiga aspek tersebut dan menyadari bahwa kepemimpinana berkaitan dengan nilai.Nilai seorang pemimpin atau moralitas pemimpin.Kepemimpinana moral berarti nilai-nilai dan persyaratan bahwa pengikut diberi cukup pengetahuan mengenai alternatif agar dapat membuat pilihan yang telah dipertimbangkan ketika memberi respon pada usulan pimpinan.
IMPLIKASI KEPEMIMPINAN

People,Power Influence sama dengan VALUE.


Nama : Yudha Eka Saputra
Kelas : 2ka29
NPM : 17111606







Rabu, 10 April 2013

A. Definisi
          Dee Ann Gullies (1996) menjelaskan definisi Pengambilan keputusan sebagai suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan untuk menghasilkan ketepatan serta ketelitian yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah dan memulai tindakan. Definisi yang lebih sederhana dikemukakan oleh Hani Handoko (1997), pembuatan keputusan adalah kegiatan yang menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Definisi Pengambilan keputusan menurut para ahli
Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
 Kemudian, menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
Selanjutnya, menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah  suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / tehnik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

 B.Jenis-jenis pengambilan keputusan
1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
                Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
2. Pengambilan Keputusan Rasional
                Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
                Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
                Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
                Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang(authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
                Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

C.Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah antara lain :
1)     Trial & error : Coba dan salah. Cara ini merupakan metode yang paling rendah tingkatannya, dilakukan oleh orang yang belum pernah mengalami/ mengenal dan belum tahu sama sekali. Dalam keperawatan ini sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan.
Contohnya : ada klien panas, dicoba diurut, dicoba diberi makan, dicoba ditiup, tdk berhasil dicoba diberi minum, dibuka baju, diberi kompres sampai berhasil panasnya turun, dll.
2)     Intuisi : penyelesaian masalah dengan intuisi atau naluri/ bisikan hati. Penyelesaian dengan cara ini kurang dianjurkan dalam metode ilmiah, karena tidak mempunyai dasar ilmiah.   Kadang-kadang metode ini juga dapat memberikan jalan keluar bila intuisi ini berdasarkan analisis atau pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki.
3)     Nursing process : Proses keperawatan merupakan suatu langkah penyelesaian masalah yang sistematis dan didukung oleh rasionalisasi secara ilmiah meliputi : pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi yang merupakan suatu siklus untuk mengatasi masalah yang terjadi pada klien.
4)     Scientifik methode/Research Process  : Proses riset/ penelitian merupakan suatu penyelesaian masalah berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan logika, dengan pendekatan yang sistematis.

D.Implikasi manajerial pada saat pengambilan keputusan
 *Gaya pengambilan keputusan
1.Gaya Direktif (pengarahan)= suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiquitas/ketidak jelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional.
2.Gaya Analitis= suatu gaya pengambilan keputusan dengan cara toleransi yang tinggi dengan ambiquitas/ketidak jelasan dan cara berpikirnya yang rasional.
3.Gaya Konseptual= suatu gaya dengan cara toleransi yang tinggi dengan ambiquitas/ketidak jelasan dan cara berpikir yang intuitif yang tinggi juga.
4..Gaya Perilaku= suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk ambiquitas/ketidak jelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi.

Nama : Yudha Eka Saputra
Kelas : 2ka29
NPM : 17111606






















Selasa, 09 April 2013

 BEKERJA SAMA DALAM TEAM(KELOMPOK)


 PENGERTIAN
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

TAHAPAN
Forming. Forming adalah tahap orang berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada suatu kegiatan, tidak sedikit peserta yang mengikutinya karena penugasan. Kondisi seperti ini tidak jarang menimbulkan perasaan was-was maupun keraguan di hati peserta tersebut. Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul adalah “Apakah saya dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik?” atau “Apakah saya dapat berbaur dengan peserta yang lain?”. Seorang fasilitator diharapkan dapat memastikan bahwa setiap peserta yang terlibat dalam kegiatan tersebut merasa nyaman dengan lingkungan barunya tersebut. Berikan perhatian secara khusus kepada peserta. Berikan waktu kepada para peserta untuk saling mengenal satu sama lain. Pada kesempatan ini, fasilitator dapat pula menggunakan permainan yang memecah kekakuan (ice breaker).
Informing
. Informing merupakan tahap dimana kelompok yang baru terbentuk tersebut diberi penjelasan tentang tujuan dari kegiatan yang akan diselenggarakan. Pada tahap ini biasanya akan didapati interaksi antaranggota karena setiap peserta mulai sadar bahwa mereka menuju pada tujuan yang sama. Seorang fasilitator biasanya akan mencari titik pijak yang sama, dan membentuk visi, misi, serta tujuan kelompok. Fasilitator diharapkan dapat menggunakan kegiatan pengenalan dan agenda yang jelas.
Storming
. Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.
Norming
. Tahapan ini merupakan tahap stabilisasi dimana aturan, ritual, dan prosedur telah ditetapkan dan diterima oleh seluruh peserta. Peserta telah menyepakati identitas perasn sehingga terciptanya suasana kebersamaan. Jalan menuju kemajuan disepakati dan disetujui bersama. Fasilitator diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menghaluskan proses. Jika diperlukan, perbaiki atau sesuaikan norma yang ada, untuk kemudian diserahkan kembali implementasinya kepada kelompok.
Mourning
. Mourning merupakan tahap akhir dari proses pembentukan sebuah kelompok. Pada tahapan ini, seluruh tugas telah selesai dikerjaan dan tujuan utama pembentukan kelompok sudah terpenuhi. Siklus kehidupan kelompok secara resmi telah berakhir. Terkadang muncul rasa sedih diantara peserta. Sebagian mulai memikirkan tugas lain yang telah menanti. Fasilitator yang baik diharapkan dapat membantu peserta dalam mempersiapkan masa transisi dari pembentukan kelompok menuju bubarnya kelompok. Pastikan bahwa ada semacam ‘ritual’ perpisahan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Transforming. Pada tahapan ini, tim telah menjadi dinamis karena pembentukan kelompok sudah terjadi dan mulai ada perubahan baik di masing-masing peserta maupun pada kelompok secara keseluruhan. Sebagai seorang fasilitator, diharapkan dapat menunjukkan dukungan dan rasa percaya kepada kelompok. Hargai perubahan yang terjadi dengan memberikan pujian. Yang perlu diingat adalah sebaiknya pujian yang diberikan tidak berlebihan.

TEAMWORK
Banyak orang dalam proses perjalanan menuju kesuksesannya berusaha meraih kesuksesan dengan kekuatan, kepandaian yang hanya dia miliki sendiri. Bisa sih bisa untuk dia mencapai kesuksesan yang menjadi sasarannya tersebut. Akan tetapi pasti prosesnya akan sangat panjang serta akan membuat banyak babak belur dalam proses pencapaiannya. Akhirnya bisa – bisa baru setengah perjalanan saja sudah berhenti serta enggan meneruskan sampai impian suksesnya menjadi kenyataan.
Kita ini dilahirkan sebagai mahluk sosial. Tuhan menciptakan kita dengan dua tangan dan dua kaki. Mustahil seseorang bisa melakukan semuanya secara sekaligus. Tuhan sebenarnya mau setiap kita dalam pencapaian kesuksesan kita melakukannya bersama – sama bahkan bahu – membahu dengan saling bekerja sama. Tentunya proses pencapaian kesuksesan yang dilakukan bersama – sama akan lebih mudah daripada melakukannya sendirian.
Contohnya saja seperti ini. Andaikan saat ini Anda adalah seorang pakar keuangan. Kemudian Anda mau membuat rumah Anda menjadi lebih indah dengan membuat kebun di belakang rumah, sehingga rumah akan menjadi lebih asri. Keahlian yang dimiliki Anda saat ini adalah keahlian di bidang keuangan. Anda bisa membuat alokasi dana yang diperlukan untuk membuat kebun (budget), akan tetapi Anda sendiri tidak punya keahlian untuk membuat kebun. Lantas, Anda belajar bagaimana cara membuat kebun yang indah, melalui proses ujicoba akhirnya Anda berhasil membuat kebun dengan kategori puas.
Akan tetapi jika Anda berpikir mengerjakan ini secara tim, tentunya hasilnya akan lebih cepat. Misalnya Anda membayar seorang ahli kebun untuk merancangkan kebun sesuai dengan yang Anda inginkan. Kemudian Anda bisa secara detail menjelaskan seperti apa yang menjadi kemauan Anda tersebut. Hal ini tentunya akan lebih mudah serta kebun di rumah Anda menjadi lebih cepat jadi bukan? Bahkan ongkos energi serta waktu Anda tidak terbuang dengan sia – sia. Inilah salah satu kekuatan dari teamwork.

IMPLIKASI MANAJERIAL
IMPLIKASI MANAJERIAL DARI PERILAKU KONSUMEN
Banyak aspek dari konsumen yang perlu dipelajri dan dipahami.  Pemahamn aspek-aspek konsumen tersebut akanmemberikan dasar bagi penyusunan startegi pemasaran dan masa datang. Beberapa implikasi penting dari perilaku konsumen bagi arah kebijakan pemasaran adalah:
°         Mendefinisikan dan mensegmentasi pasar.
°         Menentukan kebutuhan dan keinginan dari segmen pasar.
°         Mengembangkan startegi yang didasarkan kebutuhan, sikap dan persepsi konsumen.
°         Mengevaluasi strategi pemasaran
°         Menilai perilaku konsumen di masa yang akan datang.

Sekian dan terima kasih....!!!!


Selasa, 02 April 2013

 KEMBALI LAGI NIH KE BLOGGER,,HEHEHEE :D...!!!

Komunikasi
     Komunikasi adalah proses dimana orang yang bekerja  dalam organisasi saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan artinya.Yang penting komunikasi dalam organisasi diperolehnya komunikasi yang efisien dan efektif. Komunikasi yang efektif terjadi bila artian yang dimaksudkan oleh pengirim berita dan artian yang ditangkap oleh penerima berita itu sama dan satu. Sedangkan komunikasi yang efisien terjadi bila biayanya minimum berdasar sumber daya yang dimanfaatkan.
Komunikasi yang efektif sangat penting bagi manajer, karena sebagai proses dimana fungsi manajemen seperti  fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi kepemimpinan, fungsi pengendalian dapat dicapai. Komunikasi biasanya sering terganggu hal ini dikarenakan masalah sematik/arti kata, tak adanya umpan balik, saluran komunikasi, gangguan fisik, perbedaan budaya dan status.
     Ada pedoman untuk mendapatkan komunikasi secara efektif antara lain yaitu bahwa seseorang harus mendengarkan secara aktif, usahakan memberikan umpan balik, lansung pada masalah, mengambarkan situasi,dan meringkas. Proses komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung jawabnya dan informasi harus dikomunikasikan jepada para manajer sebagai dasar pembuatan keputusan dalam pembuatan fungsi manajer baik secara lisan maupun tulisan.
     Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau informasi seseorang ke orang lain. Selain dikatakan sebagai proses pemindahan gagasan seseorang dari orang lain dalam bentuk kata-kata tetapi juga dalam bentuk ekspresi wajah intonasi dan sebagainya. Komunikasi dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut rantai pertukaran informasi. Hal ini mengandung unsur-unsur ;
  1. Sebagai kegiatan seseorang untuk megerti,
  2. Sebagai sarana pengendalian informasi,
  3. Sebagai sistem bagi terjalinnya komunikasi diantara individu-individu.
Menurut pakar American Management Association ada 10 aturan jika ingin berkomunikasi dengan baik:
  • Jelaskan konsep/ide Anda sebelum berkomunikasi,
  • Teliti tujuan sebenarnya dalam komunikasi,
  • Pertimbangkan suasana lingkungan dan waktu,
  • Hubungan pihak lain,
  • Waspada atas nada dan isi berita,
  • Komunikasikan seseorang yang membantu dan bernilai bagi penerima,
  • Tindak lanjut komunikasi,
  • Komunikasi untuk waktu yang akan datang pula,
  • Tindakan konsisten dengan kata,dan
  • Menjadilah pendengar yang baik.

PROSES KOMUNIKASI
Contoh model komunikasi yang sederhana digambarkan dibawah ini :


Pengirim—>Berita—>Penerima

Jika salah satu elemen komunikasi tidak ada maka komunikasi tidak akan berjalan. Ada komponen-komponen dalam komunikasi antara lain :
Pengirim(Sender=Sumber) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan atau informasi serta mempunyai kepentinga mengkomunikasikan kepada orang lain.
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim mengkodean informasi yang akan disampaikan ke dalam symbol atau isyarat.
Pesan (Massage), pesan dapat dalam segala bentuk biasanya dapat dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima.
Saluran (Chanel) adalah cara mentrasmisikan pesan, misal kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan.
Penerima (Recaiver) adalah orang yang menafsirkan pesan penerima, jika pesan tidak disampaikan kepada penerima maka komunikasi tidak akan terjadi.
Penafsiran kode (Decoding) adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan menterjemahkan menjadi informasi yang berarti baginya. Jika semakin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh penerima, Maka semakin efektif komunikasi yang terjadi.
Umpan balik (Feedback) adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi kominikasi pengirim dinyatakan.

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF 
     Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut.Setidaknya terdapat 5 aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif,yaitu :
a.Kejelasan = Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas,sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b.Ketepatan = Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
c.Konteks = Konteks atau sering disebut dengan situasi,maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d.Alur = Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
e.Budaya = Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika.Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya ornag yang diajak berkomunikasi,baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal,agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

NAMA : YUDHA EKA SAPUTRA
KELAS : 2KA29
NPM : 17111606